Perkutut Bakalan
Banyak
orang memelihara perkutut, asal memelihara saja. bakalan yang dibeli
tidak pernah atau jarang dipilih secara
cermat. Penggemar yang masih baru umumnya
kurang tau persyaratan
yang diperlukan untuk mendapatkan calo penyanyi yang
bermutu. akibatnya, setelah burung dirawat baik-baik dalam waktu
cukup lama, ia menjadi kecewa.
harapan semula akan mendapatkan
burung bersuara merdu, ternyata suaranya kecil, iramanya tidak bagus,
anggungannya monoton, sehingga membosankan
didengar.
Bagi penggemar yang memiliki cita rasa "seni suara perkutut" yang
baik, pengalaman serupa itu jelas
tidak menyenangkan. Merawat bakalan sampai menjadi perkutut yang
rajin manggung tidaklah
muda, karena membutuhkan perhatian, waktu, tenaga, dan biaya
yang tidak sedikit. lebih parah lagi kalau bakalan dulu dibeli dengan
harga mahal pula.
Perkutut Harus Jantan:
Perkutut
yang rajin berbunyi dan manggung dengan baik hanyalah yang jantan.di
alam bebas, anggungan burung jantan diperdengarkan untuk
memikat calon pasangan betinanya.
Jadi bakalan yang akan dipilih dan dipelihara sebagai burung penyanyi
haruslah yang jantan. Perbedaan
kelamin jantan-betina pada perkutut
muda, bisa diketahui dengan merabah supitnya (tulang
yang terletak di bawah dubur dan di antara pangkal paha).caranya,
tubuh burung dipegang dengan tangan
kiri, lalu diraba tulang supitnya
dengan telunjuk kanan atau ibu jari.kalau bagian supit itu terasa
sempit dan keras, tak diragukan lagi, pasti burung jantan kalau
terasa renggang dan empuk, pasti burung betina. Selain itu bentuk
kepala burung jantan umumnya agak
besar, lonjong memanjang, dan
betinanya kecil agak membulat.
Mendapatkan burung jantan saja belum cukup. untuk mendapatkan calon
penyanyi yang baik masih diperlukan
sejumlah persyaratan, antara lain ciri-ciri berdasarkan katuranggan
dan ciri mathi. umumnya bakalan perkutut belum berbunyi yang
bisa diharapkan jadi burung penyanyi, tanda-tandanya
sebagai berikut:
Kepala Perkutut
Bentuk
agak lonjong memanjang (oval melancip seperti buah pinang
muda) matanya bersinar ceriah, terang (warna biru muda atau coklat
muda), titik hitam pada bola mata
besar, bening. paruh tebal, kukuh, tidak terlalu panjang. lubang
hidungnya menonjol tinggi ke atas, lubang
hidungnya yang lebar tertutup/terlindungi sayap
hidung, bersih
Leher Perkutut
Bentuk leher panjang, bagus, tegak
lurus dengan posisi kepala yang
terangkat seperti dongaknya ular
kobra. pangkal leher mengembang, yang
merupakan kantong suara.
Badan Perkutut
Dada
bidang, punggung agak bungkuk, dan warna lorek-lorek pada bulu
badan lembut kulit ketiak lemas,
tidak tegang. bulu sayap panjang.bulu sayap yang pertama besar-besar
tiap sayap terdiri dari 21 sampai 25 lembar
bulu. perkutut yang sudah bunyi sayapnya nglengsreh.
bodi badan singset.
Kaki Perkutut
Sikap
berdirinya sangat kokoh, mantap, dengan capit udang (tulang paha)kanan
kiri merapat. jari kaki panjang.
sisik kaki kasar, tersusun rapih di bawahdan pada sisik akhir ditutup
dengan sebuah sisik besar. warna sisik agak kemerahan,kehitaman, pada
telapak kaki bertitik putih.
Ekor Perkutut
Bulu ekor
panjang dan mengumpul, makin ke ujung makin mengecil.tombol
ekor alias brutu besar,
tinggi meruncing dan mendongak ke depan.
Burung bakalan dengan tanda-tanda seperti di atas, besar harapannya menjadi
burung yang rajin manggung nantinya,
kalau betul-betul dirawat dengan
baik.
Lebih bagus lagi kalau bakalan yang akan dibeli itu adalah burung yang telah
cukup lama dipelihara orang, dan
sudah berbunyi. karena yang paling tepat dalam memilih perkutut
adalah dengan mendengarkan bunyi
suaranya.
0 komentar:
Posting Komentar