Rabu, 27 April 2016

Perkutut Bunyi atau membisu disaat Lomba.

Cara Perkutut bunyi secara benar tidak ada lain kecuali dilatih dan dilatih. Masalahnya, bagaimana melatih burung agar tidak Membisu di lomba, bagaimana membuat perkutut sedikit demi sedikit bisa tampil percaya diri di arena lomba?

Berikut ini tips dari saya berdasar pengalaman TEMEN selama ini, baik pengalaman TEMAN maupun pengalaman temenya-teman penghobi perkutut,

Perkutut Dilatih sejak awal,
Untuk melatih Perkutut agar tidak Membisu di lomba, harus melatihnya sejak awal.
Jika itu perkutut masih muda ,kita harus benar-benar sudah membuat jinak . Jinak di sini artinya adalah tidak takut dengan manusia dan bukan berarti cuma diam atau mendekat ketika tangan kita masuk ke sangkar.

Sebab, banyak perkutut yang sudah tidak takut manusia sejak lahir (seperti kebanyakan burung hasil tangkaran) tetapi tetap tidak jinak dalam arti mudah ditangkap ketika di dalam sangkar.

Sebelum perkutut kita bebas dari rasa takut kepada manusia, jangan berharap perkutut mau nyanyi apalagi gacor. Jadi untuk perkutut muda, kita tidak perlu pusing-pusing dengan masalah ekor yang rusak atau paruh yang luka dan sebagainya. Yang penting dijinakkan dulu.

Kalau kita berpikir “jinaknya nanti saja yang penting bunyi dulu”, maka kita akan cenderung menyimpan perkutut di tempat sepi dengan harapan dia mau bunyi. Oke, perkutut mungkin bisa segera bunyi, tetapi akan segera membisu ketika orang datang. Lama-lama memang akan tetap bunyi ketika orang datang, tetapi pasti akan tetap gerabakan ketika sangkar diturunkan atau perkutut digantang di halaman rumah yang banyak orang berlalu lalang.

Untuk itu, biasakan perkutut “selalu berada di keramaian” atau tempat orang berlalu-lalang.
Perkutut yang awalnya jinak atau tidak takut orang, jika terlalu lama disimpan di tempat sepi atau hanya sesekali ditempatkan di keramaian, akan menjadi liar kembali.

Konsisten,
Perkutut yang sudah tidak gerabakan ketika tangan kita masuk ke sangkar, atau karena memang dipelihara sejak burung masih piyik, akan menjadi liar atau mudah takut orang jika sering ditempatkan di tempat sepi. Oleh karena itu, Anda harus konsisten meletakkan sangkar burung di lingkungan yang banyak lalu lalang orang.

Jika rumah kita pada dasarnya sepi, maka kita perlu menyempatkan diri secara rutin membawa burung itu ke keramaian. Bisa diajak ke rumah tetangga atau ke rumah teman ketika kita berkunjung untuk sekadar bersilaturahmi. Yang penting, perkutut terbiasa juga untuk dibawa kemana-mana.
Bisa juga ketika melombakan perkutut atau nonton lomba .

Perkutut kita yang “belum jadi” atau sedang dalam “masa pelatihan” dibawa serta ke lingkungan lomba, untuk sekadar di gantang di lingkungan lomba yang tentu saja ramai orang.
Intinya, dilatih secara konsisten bagaimanapun caranya dan Anda (atau minta bantuan teman) perlu menyempatkan diri.

Perkutut Ikutkan latihan secara berkala
Kalau perkutut sudah jinak dan gacor tetapi selalu saja membisu ketika berada di arena lomba, maka kita harus terus melatihnya dengan mengikutkan pada latihan rutin.

Hanya saja perlu ditekankan, jangan pernah mengikutkan perkutut dalam latihan dengan banyak lawan dan penonton kalau kondisi fisik perkutut tidak benar-benar siap (ngurak). Bukannya bebas membisunya yang didapat perkutut drop mental dan sakit. Untuk menjaga kondisi fit, tentu saja lakukan perawatan yang baik dan konsisten, serta jaga vitalitasnya dengan pakan yg baik.

Jika perkutut tidak dalam kondisi fit, cukup bawa saja ke sana untuk digantang di luar arena. Yang panting dia terbiasa dengan keramaian orang.

Begitulah....., tidak ada makan siang gratis. Perkutut bagus tidak akan kita dapat secara untung-untungan. Perkutut bagus ada harganya. Harga dalam bentuk uang, tenaga, waktu dan pikiran.

0 komentar:

Posting Komentar