Penyakit Perkutut
Perkutut yang
dipelihara sebagai burung piaraan dalam sangkar, jarang sakit. Sehingga
banyak timbul anggapan,
bahwa perkutut tergolong burung yang tahan penyakit.anggapan itu
sungguh tidak benar. karena sehatnya burung, semata-mata adalah
perhatian dari
pemilik terhadap burungnya itu sangat baik, terutama terhadap
perawatan kesehatannya.selain itu perkutut yang dipelihara dalam sarang
tunggal sangat jarang atau sama sekali tidak pernah
kontak dengan burung lain secara langsung, sehingga kemungkinan tertular
penyakit dari burung
lain sangat kecil. Penularan penyakit lewat sentuhan tangan pun sangat
kecil kemungkinannya, karena
pemilik juga jarang memegang burungnya secara langsung. Pemilik yang sayang
terhadap burung piaraannya, pasti tidak akan memberikan makanan
dan minum secara
sembarangan, sehingga penularan penyakit lewat makanan dan minuman
pun cukup kecil
kemungkinannya.
Burung yang sakit bisa merugikan pemiliknya, karena ia tidak mau atau malas
manggung.atau kalau mau manggung, suaranya berubah rusak dan tidak
jernih seperti biasanya.bisa juga burung itu menjadi cacat seumur
hidup, dan kalau penyakitnya parah, bisa mati.burung yang sakit bisa
diketahui dengan mengamati penampilan dan tingkah lakunya, serta
keadaan kotorannya.beberapa macam penyakit perkutut yang cukup banyak
terjadi antara lain:
Stress
Perkutut yang di bawa ke tempat jauh, misalnya dikirim sebagai dagangan atau
mengikuti lomba di
luar daerah, bisa terkena stres. stres itu timbul, karena ia terlalu lelah,
makan minumnya
berlangsung tidak teratur, dan merosot kondisi badannya.
Burung yang dipelihara dirumah pun bisa juga terkena stress, kalau ia mengalami
perlakuan atau
keadaan yang buruk. kalau burung kaget, dan ketakutan mendengar suara
gaduh, mengalami cuaca jelek (terkena hujan dan angin kencang,
menderita karena suhu udara berubah ubah
secara mendadak),ia juga bisa terkena stress. burung yang stres keadaannya
lemah, lesu, tidak banyak bergerak dan malas manggung.
Burung yang sedang mengalami pergantian bulu, bisa juga terkena
stress.saat itu bulu badannya sedang rusak dan banyak yang rontok, kondisi
badannya lemah, sehingga sangat rawan terhadap penyakit lain.
Burung stres membutuhkan perawatan yang baik, terutama terhadap perawatan
kesehatannya.biarkanlah ia beristirahat di tempat yang tenang dengan
aman, jangan diganggu.gangguan cuaca buruk bisa diatasi dengan menaruh
perkutut di ruangan rumah yang hangat kalau
perlu sangkarnya dikerudungi kain untuk menambah
kehangatan.perhatikan mutu dan kebersihan makanan
dan minumnya. obat anti stres bisa di campurkan dalam air minumnya agar
kondisi badannya yang lemah cepat pulih menjadi segar.kalau kebetulan sedang
mengalami pergantian
bulu, perlakuan yang lebih baik sangat diperlukan.
Burung sehat yang dibawa ke tempat jauh, agar tidak stres, sebaiknya
ditaruh dalam sangkar tunggal
yang terselubung kain berwarna gelap, dan diangkut dengan menggunakan
mobil khusus atau
mobil pribadi. boleh juga ia dibawa dengan mempergunakan sangkar
kotak terbuat dari karton
dan sangkar susun,yang khusus dipakai untuk menaruh perkutut yang akan
dibawa ketempat jauh.
Bulu rontok
Bisa juga rontoknya bulu itu karena salah perawatan atau
pemeliharaan.misalnya adanya gangguan
penyakit kulit, sedang mengalami masa pergantian bulu, atau menderita
penyakit kekurangan
unsur tertentu dalam tubuhnya.
Rontok bulu karena penyakit, bisa disebabkan karena kutu, tungau, jamur
kulit, atau parasit lain
yang merusak bulu dn kulit. pertumbuhan bulunya itu akan kembali
normal, kalau biang penyakitnya
dibasmi terlebih dahulu,serta rajin menjaga kebersihan sangkarnya.
memandikan buung secara berkala dengan ramuan air bersih, daun sirih, dan
kembang setaman, lalu
menggantangnya dipanas
matahari, bisa mencegah kerusakan bulu oleh penyakit luar itu.
perlakuan itu bisa membantu
proses pergantian bulu,serta membuat bulu perkutut tumbuh lebih indah, dan
cemerlang.
Cepat lambatnya proses pergantian bulu itu sangat tergantung oleh berbagai hal
di antaranya keadaan
kesehatan burung bersangkutan, mutu makanan dan cara perawatan yang
diberikan.burung yang gemuk badannya, proses pergantian bulunya
umumnya lebih lama dibanding yang badannya
normal.pemberian makanan
yang cukup jumlahnya dan baik mutunya, sangat membantu pertumbuhan
bulu yang rontok agar pulih normal.
Pilek
Perkutut yang pilek tampak mengkorok (berdiri bulu badannya),
mata terpejam seperti mengantuk, hidung berlendir, sering batuk-batuk
dan menggeleng-gelengkan kepala, muka bengkak kemerahan.penyakit itu
timbul karena cuaca yang jelek (musim pancaroba ), keadan sangkar
yang lembab dan kotor,
dan pemeliharaan yang kurang baik. burung yang pilek kondisi badannya
cepat merosot ,menggigil demam, dan tak mampu hinggap di tenggeran.
agar cepat sembuh dan penyakitnya tidak menular
pada burung lain yang sehat, pisahkan ia ditempat tersendiri yang bersih
dan cukup hangat ruangannya.
bersihkan muka dan hidungnya yang berlendir dengan boorwarter, dan
obatilah dengan obat
antistres dan antibiotik,misalnya Terafit capsul.
Cacingan
Penyakit cacingan biasanya menyerang perkutut yang masih muda atau bakalan
yang baru saja dibeli dari pasar. Penyakit itu timbul karena makanan dan
minumannya tercemar telur dan benih cacing.perkutut yang telah lama dipelihara
dalam sangkar tunggal jarang terkena cacingan. mungkin karena perawatannya
yang baik, sehingga makanan dan minumannya terjamin kebersihannya.
umumnya perkutut
dewasa lebih tahan terhadap cacingan di banding perkutut yang masih
muda.
Perkutut yang cacingan, encer dan bau kotorannya. lama-lama kurus, lemah
dn pucat badannya bulunya
kusam dan susah terbang. nafsu makannya berkurang dan malas manggung.
Penyakit itu bisa diobati dengan obat cacing dari toko. bisa dipergunakan misalnya
combantrin yang 125
mg satu bijinya di bagi menjadi 1/8 bagian.untuk menjaga kesehatannya
setiap 2-3 bln sekali
perkutut perlu diobat cacing.supaya benih cacing baru yang di dalam
tubuhnya itu mati.
Mencret
Perkutut
yang mencret cair kotorannya. kalau warnanya kehijau-hijuan, besar
kemungkinan ia terkena
kolera. kalau warnanya merah, besar kemungkinan terkena berak darah
koksidiosis. kalau warnanya putih, ia terkena berak kapur atau berak
putih pullorum. bisa juga penyakitnya itu disebabkan
kedinginan, masuk angin, karena kuman-kuman yang berada dalam saluran
pencernaan meningkat
aktivitasnya sehingga menimbulkan peradangan dan mencret.
Burung yang mencret tampak lesu, kusam bulunya, terkulai sayapnya, basah
dan kotor bulu halus dan
duburnya. badannya cepat sekali kurus. kalau kebetulan cuaca udara
jelek dan kondisi burung jelek penyakit bisa
berkembang parah, sehingga kejang-kejang, lumpuh dan kemudian mati.
Kalau penyakitnya belum terlalu parah, ia bisa diobati dengan obat-obatan sulfa.
bisa dipergunakan misalnya
diavit atau teravit capsul, obat anti mencret yang khusus
dipergunakan untuk perkutut dan burung
ocehan.
Penyakit mencret itu timbul karena sanitasi lingkungan yang jelek, makanan
dan minumannya tercemar
kuman penyakit, atau penderita tertular oleh burung liar yang
hinggap di sangkar untuk ikut makan
dan minum.pencegahannya , jaga baik-baik kebersihan sangkar dan
lingkungannya. makan dan minumnya, serta usahakan janagan sampai
burung liar datang mendekati kandang atau sangkar perkutut.
Pilar dan Cacar
burung
Pilar sebenarnya adalah penyakit cacar pada burung, penyebabnya virus
Borreliota avium kalau ia menyerang
saluran pernafasan dan rongga mulut, penyakitnya disebut pilar paruh
atau diphteri kalau
menyerang kulit muka, penyakitnya disebut pilar kulit atau cacar
kulit. kalau yang diserang kelopak
mata, penyakitnya disebut pilar mata. kalau yang serang kulit pada
persendian kaki, penyakitnya di sebut pilar kaki.kalau yang diserang darah,
penyakitnya disebut septikemia
Perkutut yang terkena diphteri, lubang hidung dan mulutnya keluar
lendir encer seperti ingus burung
tampak sesak nafas,bersin-bersin dan menggeleng-gelengkan kepala
seperti mau mengeluarkan sesuatu
yang menyumbat saluran pernafasannya. lendir yang mengering warna
kuning kotor,baunya busuk, dan kalau dibersihkan pakai air hangat pada
kulit bagian dalam rongga mulutnya akan tampak
bekas-bekas luka. burung yang mati tampak seperti tercekik, karena
saluran pernafasannya tersumbat
lendir.
Pilar kulit ditandai dengan bintil-bintil kuning bernanah pada kulit muka
atau kulit lain yang tidak ditumbuhi
bulu bintil-bintil yang pecah mengeluarkan cairan bercampur adrah,
dan luka berupa keropeng-keropeng merah
kehitaman. pilar mata ditandai dengan mata bengkak dan tampak merah
berair kalau
bengkaknya itu membesar dan pecah, mata burung bisa menjadi buta.
pilar kaki menyerang persendian
kaki sehingga persendian kakinya bengkak dan lumpuh kakinya. burung
yang terkena septikemia,
biasanya mati mendadak.
Penyakit pilar tidak ada obatnya. penderita yang berhasil sembuh akan menjadi
kebal dan tidak akan terserang
lagi untuk ke dua kalinya. infeksi sekunder oleh penyakit lain,
terutama pada pilar kulit,bisa dibantu penyembuhannya dangan
mengolesi luka itu pakai yodium tinctur.obat dioleskan langsung pada
luka.
Penyakit pilar mudah sekali tersebar dan menular pada burung lain lewat
udara, makanan, minuman atau
dengan perantara binatang lain dan manusia. agar perkutut tetap sehat,
dicegah burung liar( burung gereja, merpati, ayam )mendekati kandang dan
sangkar perkutut dan rajin menjaga kebersihan sangkar
atau kandang dan lingkungan sekitarnya dengan baik.